Ketika Aku Menyadari
Tulisan ini kubuat untuk menenangkan hatiku dan
meluapkan perasaanku kepadamu. Perasaan yang tak bisa dijelaskan namanya. Tak
bisa dilihat wujudnya dan tak bisa ku rasakan balasannya. Aku tidak tahu sejak
kapan perasaan ini datang. Ketika aku tiba-tiba takut kehilanganmu dan tak
ingin sosokmu jauh dariku. Semuanya begitu cepat terjadi hingga aku tak
menyadarinya. Sosokmu yang awalnya ku anggap hanya sebagai sosok yang aku
kagumi berubah menjadi sosok yang aneh ku rasakan; cintakah? Perasaan itu terus
berkembang seiring pertemuan kita yang singkat belakangan ini. pertemuan yang
tak pernah ku rencanakan. Kau mengembangkan senyum khasmu. Dan aku yang tak
bisa menjelaskan apa yang aku rasakan saat melihat senyummu itu.
Aku ingat, awal pertemuan kita; pertama kali aku
menyadari adanya sosok dirimu di sekitarku, ada perasaan yang tak biasa. Tak
seperti saat aku bertemu dengan orang-orang lain dalam hidupku yang tak memberi
kesan apapun dalam diriku. Tetapi kamu, kamu berbeda dan aku merasakannya sejak
awal pertemuan kita. Sosokmu yang misterius dan tertutup membuatku semakin
ingin mengetahui siapa dirimu sebenarnya. Sikapmu yang acuh dan tak peduli
hampir membuatku menyerah untuk bisa mengenal dirimu. Entah dorongan apa yang
ada dalam diriku, aku seperti tak diizinkan untuk menyerah. Seperti ada yang
mendorongku agar aku terus berusaha agar aku mengenal dirimu lebih dalam lagi.
Kini, perasaan kagumku telah berubah tanpa aku sadari.
Perasaan yang awalnya berusaha aku abaikan kehadirannya, mencuat begitu saja di
permukaan. Berusaha menyadarkanku bahwa ini bukan perasaan yang hanya
main-main. Apakah aku mulai mencintai dirimu? Aku tak mengerti. Yang jelas,
perasaan ini semakin nyata dan semakin dalam ku rasakan. Aku berusaha mengabaikan
perasaan ini, tapi tak bisa. Bayangan sosokmu selalu saja datang menggangguku. Mengisi
kekosongan hatiku. Perasaan yang awalnya aku abaikan dan tak begitu kupedulikan
keberadaannya, semakin tak bisa ku hindari. Aku mulai menyayangimu tanpa sepengetahuanmu
bahkan tanpa aku sadari sebelumnya. Aku menyadari saat aku mulai takut
kehilangan sosokmu.
Semakin hari aku semakin menikmati perasaan ini.
perasaan yang membuatku tenang dan nyaman. Aku… mulai mencintaimu. Izinkan aku
untuk terus merapal namamu dalam setiap doaku. Aku tahu ini sudah tak mungkin. Tetapi,
tidak pernah ada kata terlambat jika kita mau berusaha, bukan? Perjuanganku baru
dimulai. Dan, sepertinya kau tak memedulikan bahkan tak menggubris perjuanganku
ini. Aku tulus. Sungguh. Tak ada maksudku untuk mengganggumu. Ketika kau lebih
memilih dia yang jauh lebih sempurna; meski tak ada yang sempurna di dunia ini.
Aku lebih memilih diam. Diam dalam kepasrahan. Bahwa jika memang kau yang
ditakdirkan untukku, kau pasti akan kembali kepadaku.
Usahaku terus berjalan untuk menggapai jemarimu. Mendapatkan
hatimu. Meski itu mustahil. Namun, perjuanganku akan terus ku lanjutkan meski
tanpa sepengetahuanmu. Kau sudah pasti tahu bahwa aku mencintaimu. Hatimu tak
mungkin buta untuk merasakannya. Yang tak kau tahu adalah seberapa dalam
perasaan ini untukmu. Sungguh. Ini semakin dalam. Dari hari ke hari perasaan
ini terus berkembang. Sosokmu yang semakin misterius selalu membuatku tak
pernah merasa menyerah. Kemisteriusanmu membuatku semakin memahamimu.
Seiring berjalannya waktu, aku sadar. Kau akan jauh dariku
dan tak akan pernah kulihat lagi sosokmu. Tetapi, rasa cintaku akan terus
mengalir layaknya air sungai yang mengalir ke laut tanpa hambatan. Tak pernah
ada penuntutan yang kulakukan. Aku tak bisa menahanmu. Bahkan ketika kau lebih
memilih untuk bersama dia. Aku bukan siapa-siapa bagimu.
Tak ada hak apapun aku menuntutmu memberi kejelasan. Bahkan
desah suaramu aku tak tahu. Kita terlalu jauh. Bahkan untuk sapaan singkat saja
kita tak pernah melakukannya. Entah apa yang harus aku lakukan untuk bisa terus
mempertahankan perasaan ini. Perasaan yang semakin dalam dan semakin
menyiksaku. Menahannya membuatku semakin tak mengerti. Izinkan aku untuk
mengulang pertemuan singkat kita yang bahkan mungkin tak berarti apa-apa
untukmu. Aku terus menantikan pertemuan kita selanjutnya. Pertemuan yang tak pernah
kita rencanakan sebelumnya. Pertemuan yang semoga akan memberi kesan indah
untukmu juga untukku.
Untuk seseorang yang kutunggu perhatiannya
Dan, selalu kunantikan kehadirannya
Komentar
Posting Komentar